Semiotik

Semiotik

SEMIOTIK
Semiotika, juga disebut studi semiotik atau semiologi, adalah studi mengenai proses tanda (semiosis), atau makna dan komunikasi, tanda-tanda dan simbol-simbol, dan biasanya dibagi menjadi tiga cabang:
▪ Semantik: Hubungan antara tanda-tanda dan hal-hal yang mereka rujuk; 
▪ Sintaksis: Hubungan di antara tanda-tanda dalam struktur formal
▪ Pragmatik: Hubungan antara tanda-tanda dan pengaruhnya pada orang-orang (orang) yang menggunakannya[1]
Semiotik banyak digunakan dalam berbagai bidang kajian, seperti linguistik, antropologi, filsafat, dan juga pada kajian budaya. Luasnya cakupan semiotik dikarenakan simbol telah menjadi hal yang umum ditemui. Lebih banyak hal yang dapat disampaikan hanya dengan penggunaan simbol. Simbol tidak hanya menyampaikan pesan namun juga ideologi tertentu.
Tokoh- tokoh semiotik yang terkenal adalah Charles Pierce (terutama untuk kajian lingustik), Ferdinand de Saussure (yang dikenal sebagai bapak semiotik modern), Roland Barthes, Jacques Derrida, dan juga Jean Baudrillard.
Untuk semiotik dalam kajian budaya, banyak tokoh semiotik yang menganalisa peranan iklan dalam masyarakat dan juga simbol-simbol yang terdapat di dalamnya. Iklan menjadi sangat penting dalam kajian semiotik budaya karena merupakan salah satu sarana paling efektif untuk mengindoktrinasi dan juga menyebarkan ideologi tertentu di masyarakat. Iklan juga merupakan salah satu cara yang paling mudah untuk mengkomunikasikan tanda ke konsumen. Ada dua tokoh yang memiliki analisa mendalam tentang iklan, yang pertama adalah Hebert Marcuse dan Jean Baudrillard.
Hebert Marcuse adalah salah satu tokoh terpenting dari Mazhab Frankfurt (Frankfurter Schule). Marcuse memiliki anggapan kalau iklan memunculkan rasa kebutuhan yang palsu[2].
Iklan mendorong orang-orang untuk menjadi orang dengan tipe tertentu, memakai pakaian tertentu, makan makanan tertentu, mengenakan barang tertentu, dan lainnya. Iklan membuat masyarakat merasa kalau mereka benar-benar...